Search This Blog

Saturday 8 April 2017

Memburu Jejak TKP Lewat Media Belajar Bersama Dokter Forensic



Bekerja bersama dokter forensic dalam mengungkap suatu kasus adalah pengalaman paling berharga dalam hidup saya berkenaan dengan mayat apalagi pada saat dilakukan autopsi mayat.Sangat-sangat tidak terbayang dalam pikiran saya bisa satu panggung bersama dokter jika tidak bertugas dibagian INAFIS.Untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman forensic butuh sekolah atau pendidikan khusus forensic.Namun dengan tugas dibagian INAFIS banyak ilmu yang saya peroleh mulai dari mengenal bentuk organ tubuh manusia baik dalam maupun luar,penyebab kematian korban sampai pada istilah-istilah kedokteran.
Bukan hanya teori dokter forensic saja yang saya dapatkan, tapi pejelasan uji coba penyebab kematian juga saya dapatkan seperti kasus pembunuhan yang diakibatkan oleh bekapan yang erat hubungannya dengan organ dalam paru-paru,bekas pukulan benda tumpul walaupun korban sudah lama meninggal namun tulang bagian organ dalam tetap akan meninggalkan bekas, kemudian tusukan juga dan masih banyak lagi ilmu yang saya peroleh.
Didalam tkp ada begitu banyak barang bukti yang bisa dijadikan analisa/dikembangkan untuk proses pembuktian mulai dari barang milik korban seperti perhiasan atau identitas korban, serta bagian tubuh korban atau bahkan milik pelaku dan lain sebagainya.Kesemua barang bukti yang ada pada tkp tersebut dapat dijadikan bukti setelah dilakukan penyisihan oleh INAFIS mana yang masuk dan ada kaitannya dengan kasus yang terjadi.
Prinsip yang kami pegang “Tidak ada tkp yang tidak meninggalkan jejak,sepintar,serapih apapun tkp tetap akan meninggalkan jejak”. Prinsip inilah yang kita junjung dan kita laksanakan guna mengembangkan kasus tersebut sesuai “teori segitiga”. Pembuktian segitiga adalah hubungan timbal balik antara pelaku,barang bukti dan saksi korban atau adanya persesuaian yang saling berhubungan.


Berdasarkan penjelasan diatas, panduan tersebut bisa diambil atau dijadikan pegangan oleh penyidik yang bertugas dibagian olah tempat kejadian perkara dalam hal ini INAFIS untuk memperkirakan berapa lama korban meninggal ketika mendatangai dan melihat kondisi korban di TKP.Hasil pengamatan tersebut bisa dihubungkan dan di compare pada saat olah tkp dimana barang bukti yang ditemukan dan kondisi posisi korban pertama kali dilihat dengan menggunakan ukuran/meteran.Begitu pentingnya posisi asli tkp sehingga tidak diperbolehkan untuk bergeser sebelum dilakukan olah tempat kejadian perkara oleh INAFIS.

Tuesday 4 April 2017

Ceceran Darah dan Tiang Pagar jadi Petunjuk Pengungkapan

“Locard Exchange Principle adalah suatu prinsip yang menyatakan bahwa pelaku kejahatan akan membawa sesuatu ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan pasti akan meninggalkan jejak yang mana hal itu dapat dijadikan sebagai bukti forensic” (Dr Edmond Locard (1877-1966) ). Prinsip inilah yang selalu saya pegang, bahwa suatu kehatan akan terungkap nantinya dengan bukti dan petunjuk yang ditemukan oleh petugas karena tidak ada kejahatan yang sempurna dan tidak meninggalkan bukti/jejak.
Dari berbagai lokasi kasus pembunuhan yang pernah saya datangi,kasus dilokasi ini lah yang paling berkesan buat saya, dimana korbannya terdapat ibu dan anak yang menjadi korban pembunuhan dalam keadaan tidur dan mati dengan cara menggenaskan, lokasi tkp juga cukup sulit  dimana tidak dimungkinkan banyak anggota bisa masuk, apalagi saat melakukan evakuasi tersangka dan rekontruksi harus menggunkan sampan agar gambar yang diambil bagus. Sebagai manusia biasa wajar kalau saat melakukan pemeriksaan tkp timbul rasa haru atau iba terhadap korban, apalagi saat membayangkan sebelum terjadinya kasus pembunuhan tersebut.
Sebagai petugas saya harus bersikap Profesional dalam bertugas untuk melakukan olah tempat kejadian perkara dalam mencari siapa pelaku sebenarnya. Mulai dari melakukan pemeriksaan luka pada korban serta barang bukti yang menjadi petunjuk pengungkapan. Rumah yang menjadi tempat,terjadinya kasus pembunuhan terbuat dari kayu berlantai dua dengan kondisi miring bahkan rapuh sehingga tidak dimungkinkan semua anggota bisa masuk karena ditakutkan akan roboh dan rumah tersebut berada diantara padatnya pemukiman penduduk dipinggir sungai. Selanjutnya saya masuk lewat pintu depan yang sudah terpasang garis polisi dan perlahan-lahan mengamati seisi rumah mulai dari sisi sudut ruangan lantai dasar sampai menaiki anak tangga yang terbuat dari kayu agar jangan sampai ada hal-hal penting yang terlewatkan.
Dari pandangan yang saya lihat, tanda-tanda terjadinya kasus pembunuhan tersebut sudah mulai terlihat /terasa dari tiap tetes darah dan bau anyir darah yang ada pada lantai dasar rumah sampai ke anak tangga menunju lantai dua kamar terjadinya kasus pembunuhan bahkan dijalan / jembatan di samping rumah yang diperlihatkan oleh warga sekitar.Dan benar saja 2(dua) sosok korban saya temukan sudah tergeletak diatas tempat tidur yang korbannya perempuan dewasa serta anak kecil dan pada saat kejadian dilokasi suami korban tidak berada dilokasi/dirumah yang menurut kabarnya sedang berada di luar kota karena pekerjaan.Sesuai prosedur olah tkp,jika ditemukan korban di lokasi wajib hukumnya untuk memeriksa kondisi korban apakah masih ada tanda-tanda kehidupan atau tidak kemudian luka pada korban.
Pemeriksaan awal saya lakukan pada peremuan dewasa yang tak lain adalah seorang ibu,pada tubuh korban saya temukan luka gorokan dileher yang cukup panjang dan dalam,kemudian luka tusuk pada perut bagian tengah serta pada perut sebelah kiri hingga keluar isi perut lemak kulit dan luka pada lengan kirinya dengan posisi terlentang dimana posisi badan sampai kepala diatas tempat tidur sedangkan pinggang sampai ke kaki berada dilantai yang menandakan korban sempat melakukan perlawanan terhadap pelaku. Selanjutnya pemeriksaan kepada anak perempuan kecil disamping ibunya dengan kondisi masih menggunakan kaos dalam putih dan celana pendek posisi terlentang dengan mata yang terbuka seperti tidak terjadi apa-apa. Ditubuhnya saya temukan luka gorok bagian belakang leher yang cukup dalam, punggung dan luka bagian depan dada.
Hasil pengamatan pada lantai dua dimana terdapat korban pembunuhan, bau darah segar sangat kuat tercium, ceceran darah dilantai karpet pelastik dan tempat tidur sangat jelas terlihat apalagi pada selimut yang digunakan korban saat tidur bahkan percikan darahnya pun jelas terlihat pada dispenser dan magic jar disamping tempat tidur. Saya paham betul percikan darah segar yang terlihat  itu adalah hasil ayunan/kibasan dari senjata pelaku yang digunakan untuk membunuh ibu dan anak ini.
Tanpa berlama-lama mulailah saya membuka peralatan olah tkp untuk mencari tanda-tanda bekas yang ditinggalkan pelaku baik pada saat masuk maupun keluar. Pencarian tersebut saya mulai dari membuka laci dan lemari pakaian korban dilantai dua untuk memastikan apakah perhiasan korban masih ada atau tidak, kemudian mencari sidik jari pelaku yang tertinggal diberbagai tempat dan barang bukti lain yang ada hubungannya dengan kejadian tersebut serta ceceran darah pada lantai.
Pandangan mata saya terhadap setiap bagian sisi ruang tak pernah saya lewatkan,dan benar saja ada beberapa tetesan darah kental pada lantai dua yang menghubungkan tempat menjemur pakaian dan posisinya disudut dibawah pintu kemudian darah tersebut berhenti diluar..............Bagaimana kisahnya silahkan ikuti dalam "Memburu jejak TKP" dengan kisah-kisah lain yang menarik.

Sunday 2 April 2017

Detective Alam

Detective Alam / Membumi

Pemanfaatan teknologi dalam pelaksanaan tugas memang sangat membantu terutama dalam pemecahan kasus, namun kita jangan selalu ketergantungan pada alat dan teknologi tersebut. Adakalanya teknologi tersebut tidak bisa digunakan di lokasi atau tempat kejadian perkara, nah disaat itulah kita menggunakan ilmu alam atau membumi yang bisa menyatu dengan alam. Seperti perpindahan binatang ular secara berkelompok / masal itu bukan perpindahan biasa namun ada hal lain dibalik itu seperti adanya gempa atau bencana alam. Hewan lebih sensitif terhadap alam sekitar yang mengancam hidunya.

Salah satu contoh sample inilah yang seharusnya dimiliki seorang detective atau Crime Scene Investigator yang berada di lokasi dan bisa melihat keadaan secara sensitif. segala sesuatu yang diciptakan Oleh Tuhan baik terhadap manusia, hewan atau bahkan alam memiliki hubungan erat yang saling berhubungan. Salah satu bagian saja mata rantainya rusak maka akan merusak ekosistem lain.

Kenali sifat dan kebiasaan ekosistem hewan atau alam sekitar maka itu semua akan menjawab dan menjadi petunjuk sebuah peristiwa yang terjadi bukan begitu saja namun memiliki sebab akibat. Dan itu yang biasa saya sebut Detective Alam / Detective Membumi

Tidak ada hewan atau makhluk dibumi ini diciptakan sia-sia oleh Tuhan, semua memiliki manfaat dan mata rantai yang saling berhubungan tinggal sejauh mana kita melihat dan mempelajarinya. Masing-masing hewan memiliki cara hidup dan berkembang yang berbeda sesuai ekosistemnya. Binatang jorok pun ternyata memiliki manfaat seperti lalat yang mengurai makanan sisa atau bahkan bangkai sebelum hancur. Nah ilmu itu yang saya gunakan dan saya pelajari secara mendalam apa kebiasaan dan bagamana cara hidupnya

Bungkusan Nasi Dalam Memburu Jejak TKP

"Memburu Jejak TKP" dalam kisah Bungkusan Nasi
Tidak ada kejahatan yang sempurna dan tidak meninggalkan bukti/jejak, prinsip inilah yang selalu saya pegang ketika berada dilokasi tkp (Locard Exchange). Pertanyaannya adalah seberapa cepat,seberapa lama dan seberapa rusak tkp tsb. Jika berbicara tkp tak jarang kami selalu mengurut dada dan menarik napas panjang  karena kecewa akan lokasi tkp yang kami datangi. Ntah itu disengaja atau tidak yang jelas akan berpengaruh terhadap hasil pengungkapan.
Untuk kasus yang satu ini memang butuh kejelian dan kesabaran,dimana tkpnya rusak parah diakibatkan oleh banyaknya masyarakat yang masuk dan parahnya lagi bercampur air dari sisa pemadam kebakaran, mengenai saksi sangat - sangat minim bahkan tetangga sekitar saja yang tinggal dekat dengan korban tak mengetahui ada seseorang yang datang apalagi dimintai keterangan seputar pribadi korban jelas mustahil.
Untuk sampai kelokasi tkp saja kami harus menggulung celana jeans karen jalan yang becek dan di genangi air pemadam kebakaran ditambah beratnya peralatan tkp yang harus kami bawa dengan cara menggendong dan mobil juga terpakir lumayan jauh dari pinggir jalan. Lokasi tkp sudah di penuhi masyarakat yang penasaran terhadap tkp yang baru saja terjadi apalagi saat melihat kedatangan kami dilokasi jepretan kamera tak henti-hentinya diabdikan terhadap moment saat itu.
Sebagai petugas forensik lapangan tentu saya harus tanggap melihat keadaan dan suasana dalam tkp, apalagi terdapat korban yang hitam di akibatkan oleh kebakaran. Ada begitu banyak barang bukti dan deduksi yang saya temukan lewat pengamatan di lokasi tkp yang pastinya membuat saya bertanya-tanya dan segera ingin membuktikan kebenarannya..........
Penasaran akan kisah selanjutnya silahkan ikuti ceritanya dalam buku "Memburu Jejak TKP"

Saturday 1 April 2017

Memburu Jejak TKP

Kisah "MEMBURU JEJAK TKP"

Dibuku kedua ini penulis mengajak dan berbagi pengalaman dalam bidang olah tempat kejadian perkara khususnya kasus pembunuhan atau penemuan mayat. Mengungkap kasus demi kasus dengan menggunakan metode Scientific Crime Investigation ( SCI ) bahkan dengan segala petunjuk atau barang bukti yang mungkin buat sebagian orang tidak berguna dalam proses pengungkapan,seperti kisah detective Sherlock yang terkenal dengan "deduksinya".Kisah pengungkapan kasus pembunuhan ini tak jarang membuat haru petugas ketika berhadapan/melihat korban pembunuhan, namun sebagai petugas Kepolisian harus bersikap profesional dan bisa menempatkan diri.Kejelian dan sensitifitas terhadap TKP wajib dimiliki setiap petugas bagaimana melihat situasi TKP apakah benar-benar terjadi ataukah sebuah rekayasa.

Pengungkapan kasus ini hampir tak jauh beda seperti kisah-kisah fiksi polisi detective, dimana korban yang ditemukan ditempat-tempat tertutup dan bahkan minim saksi apalagi barang bukti tapi niat baik selalu diridhoi ALLAH SWT. Ada prinsip dalam menuntut ilmu yang penulis pegang sampai sekarang “Jangan lihat siapa yang menyampaikan tapi lihatlah apa yang akan disampaikannya”karena pengalaman adalah guru yang paling penting dalam menambah pengetahuan.Umur dan pendidikan bukanlah jaminan untuk seseorang dianggap hebat atau mahir tapi pengalaman yang secara terus meneruslah guru yang paling bagus.

Didalam buku ini penulis membahas bagaimana pengalaman menjadi anggota INAFIS dan berhadapan dengan mayat busuk,berulat dan bahkan harus kekamar jenazah sendirian hanya untuk mengambil sidik jari korban dan memeriksa tanda-tanda kematian korban. Memperkenalkan sebagian alat-alat yang digunakan Polisi CSI, metode-metode dalam pencarian barang bukti serta pengertian barang bukti menurut parah ahli serta banyak lagi.

Melalui buku ini saya ingin masyarakat lebih memahami tugas kami sebagai team olah tkp yang selalu siap kapanpun dibutuhkan sebagai garda terdepan dalam proses penyelidikan dan penyidikan dalam mengungkap suatu peristiwa pidana,sehingga antara masyarakat dan polisi dapat menjadi mitra dalam memerangi kejahatan.Kami tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan dari masyarakat sebagai pemberi informasi.Sekecil apapun informasi yang kami dapat dari masyarakat sangat penting dalam pengungkapan kejahatan.

Dengan buku ini juga penulis berharap, masyarakat akan menjadi paham bagaimana pentingnya sebuah keaslian TKP dalam peristiwa pidana.TKP adalah gudangnya barang bukti disana banyak informasi penting mulai dari pelaku,saksi sampai pada barang bukti yang kesemuanya masuk dalam teori “segitiga pembuktian”.

Nantikan Kisahnya dibuku kedua " Memburu jejak TKP" sebagai bentuk dedikasi penulis selama bergelut di bidang TKP